HUBUNGAN
ANTARA PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP
KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KESEHATAN
LINGKUNGAN SEKOLAH
(Studi pada Siswa Kelas VII SMP
Negeri 1 Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya)
Oleh
Hj.
AI RENI HERTINI
NIM. 108101140
Dedi Herawan
Nani Ratnaningsih
Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Program Pascasarjana Universitas Siliwangi
Tasikmalaya
ABSTRACT
This
study aims to identify, analyze and assess the relationship is there between
the knowledge of environmental health and environmental health students'
attitudes toward the behavior of students in maintaining a healthy school
environment. The study design used in this study are correlational descriptive
nature. The population in this study is a class VII student Junior high school 1 Sukaratu
Tasikmalaya District, amounting to 217 people. The sampling technique used in
this study are proportional random sampling technique, with a sample size of 66
people. The results showed that there is a relationship between knowledge of
environmental health with the behavior of students in maintaining a healthy
school environment. This is evidenced by the acquisition value r
0.739 is the closeness of the strong category and accounts for 54.6%.
The better knowledge of environmental health the better the behavior of
students in maintaining a healthy school environment. There is a relationship
between students' attitudes toward environmental health with the behavior of
students in maintaining a healthy school environment. This is evidenced by the
acquisition value r 0.744 is the closeness of the strong category
and accounts for 55.4%. The better the students' attitudes toward environmental
health the better the behavior of students in maintaining a healthy school
environment. There is a relationship between knowledge about environmental
health and environmental health students' attitudes toward the behavior of
students in maintaining a healthy school environment. This is evidenced by the
acquisition value r 0.745 is the closeness of the strong category
and accounts for 55.5%. The better knowledge of environmental health and the
better the students' attitudes toward environmental health the better the
behavior of students in maintaining a healthy school environment.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan
antara pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dan sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan
dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah. Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang sifatnya korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 217 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik proportional
random sampling, dengan sampel sebanyak 66 orang. Instrumen yang digunakan tes pengetahuan
tentang kesehatan lingkungan, angket sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan
dan angket perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis korelasi, regresi sederhana dan berganda. Hasil
penelitian menunjukkan variabel pengetahuan tentang
kesehatan lingkungan termasuk
kategori cukup, variabel sikap siswa terhadap
kesehatan lingkungan termasuk kategori cukup dan variabel perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan
sekolah termasuk kategori cukup. Ada hubungan
antara pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah. Hal
ini dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,739 yang termasuk kategori
keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 54,6%. Semakin baik pengetahuan
tentang kesehatan lingkungan maka akan semakin baik perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah. Ada hubungan antara sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan dengan
perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah. Hal ini
dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,744 yang termasuk kategori
keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 55,4%. Semakin baik sikap siswa terhadap
kesehatan lingkungan maka akan semakin
baik perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah. Ada hubungan antara pengetahuan
tentang kesehatan lingkungan dan sikap
siswa terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara
kesehatan lingkungan sekolah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai r
sebesar 0,745 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan
kontribusi sebesar 55,5%. Semakin baik pengetahuan
tentang kesehatan lingkungan dan semakin baik sikap
siswa terhadap kesehatan lingkungan maka
akan semakin baik perilaku siswa dalam memelihara
kesehatan lingkungan sekolah.
Kata
Kunci: Pengetahuan, Kesehatan, Sikap, Perilaku, Lingkungan
PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan menuju
Indonesia Sehat adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, yang salah satunya ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan
dan dengan perilaku yang sehat.
Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
pada akhirnya juga sangat mempengaruhi sikap hidup sehat seseorang begitu juga
pada siswa, siswa yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang
memadai akan memiliki sikap hidup sehat yang lebih baik dibandingkan siswa yang
tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan lingkungan. Karena sikap seseorang
yan didasari pengetahuan akan lebih langgeng dibanding sikap seseorang terhadap
sesuatu yang tidak didasari pengetahuan.
Sikap seseorang terhadap sesuatu hal
akan positif apabila didukung dengan pengetahuan atau pemahaman yang baik akan
hal tersebut. Makin positif sikap terhadap kebersihan lingkungan, maka makin
tinggi pula kualitas perilaku hidup sehat, dan sebaliknya makin negatif sikap
terhadap kebersihan lingkungan, maka makin buruk pula perilaku hidup sehatnya
dalam keluarga.
Dengan diajarkannya materi mengenai lingkungan hidup, siswa akan mengerti
bagaimana berinteraksi dengan lingkungan, sehingga akan tertanam suatu sikap
yang peduli terhadap lingkungan hidup. Dengan adanya sikap peduli terhadap
lingkungan tersebut siswa akan lebih mengerti bagaimana merawat dan menjaga
kebersihan lingkungan demi kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Berdasarkan
hasil pengamatan di SMP Negeri 1 Sukaratu ternyata pengelolaan kesehatan lingkungan fisik sekolah diduga masih
kurang, diantaranya kurang berfungsinya
mekanisme pembagian kerja antara komponen sekolah. Contohnya tidak ada pembagian yang jelas tugas pengelolaan antara
petugas kebersihan sekolah, guru dan murid, sehingga kadang-kadang murid
mengira untuk membersihkan dan menjaga kesehatan lingkungan sekolah merupakan
tugas petugas kebersihan sekolah di lain pihak petugas kebersihan
Sekolah mengira itu tugas murid, begitu juga dengan guru mereka bahkan tidak
merasa mempunyai tugas untuk menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan
sekolah, padahal menjaga dan mengelola serta memelihara kesehatan lingkungan Sekolah
merupakan kewajiban bersama semua komponen yang ada di Sekolah seperti, guru,
murid, dan karyawan lainnya. Semua
hal di atas menandakan pengetahuan siswa mengenai kesehatan diduga masih
rendah.
Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk
mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dengan
perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah. Untuk mengetahui
hubungan antara sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa
dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan
tentang kesehatan lingkungan dan sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan
dengan perilaku siswa dalam memelihara
kesehatan lingkungan sekolah.
Notoatmodjo, Soekidjo (2005 : 164) mengatakan bahwa “pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk tindakan
seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan”.
Menurut Anderson
dan Krathwohl tentang Taksonomi Bloom Revisi dalam Rustaman, Nuryani (2010:5) ada beberapa macam
dimensi pengetahuan kognitif yaitu : “Pengetahuan Faktual (Factual Knowledge) , meliputi elemen-elemen dasar yang harus
diketahui siswa ketika mereka mempelajari sesuatu. Pengetahuan
Konseptual (Conceptual Knowledge); Pengetahuan
Prosedural. Dan Pengetahuan Metakognitif”.
Dengan lingkungan yang
bersih diharapkan mampu
menciptakan lingkungan yang sehat
yang merupakan kebutuhan bagi semua warga masyarakat yang tinggal di
suatu lingkungan. Mengupayakan
lingkungan yang bersih,
tertib dan teratur merupakan
tugas bagi setiap anggota masyarakat. Foster dan Anderson (Irianto, Kus dan
Waluyo, Kusno 2010: 87) mengemukakan bahwa kesehatan berhubungan dengan
perilaku. Perilaku manusia cenderung bersifat adaptif. Sadar atau tidak
sadar perilaku itu direncanakan untuk mempertahan kan kelangsungan
hidupnya dan meningkatkan kesejahteraan
anggota tiap kelompok. Perilaku sehat dapat
dipandang sebagai suatu respons
yang rasional terhadap hal-hal yang dapat mengakibatkan sakit.
Menurut Purwanto, Ngalim (2003:140) sikap adalah “suatu cara
bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan
cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi”. Swastha dan
Handoko (2002:98) menambahkan bahwa “tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan tingkat
pendidikan ikut mempengaruhi pembentukan sikap”.
Perilaku
individu tidak timbul dengan sendirinya tetapi sebagai akibat dari stimulus
yang diterima individu baik berupa
stimulus eksternal maupun stimulus internal.
Namun demikian sebagian besar dari perilaku individu itu merupakan
respons terhadap stimulus eksternal. Kaum behavioristis memandang bahwa perilaku sebagai respons terhadap stimulus
sangat ditentukan oleh keadaan stimulusnya dan individu seakan-akan tidak
mempunyai kemampuan untuk menentukan perilakunya, hubungan stimulus respons
dengan demikian bersifat mekanistis. Istilah
kesehatan lingkungan menurut Indan (2000:74) merupakan Pengawasan lingkungan
fisik, biologis, sosial, dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia,
dimana lingkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang
merugikan diperbaiki atau dihilangkan. Djoyomartono (2004:15) mengemukkan bahwa
“kesehatan berhubungan dengan perilaku”. Perilaku manusia cenderung bersifat
adaptif. Sadar atau tidak sadar perilaku itu direncanakan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan meningkatkan kesejahteraan anggota tiap kelompok.
Menurut Soemirat, (2002:34) menyatakan bahwa : Secara
alamiah manusia hidup berinteraksi dengan lingkungan. Mulai dari manusia
bernapas, mengambil udara yang ada disekeliling mereka setiap detiknya, memakan
dari makan yang dihasilkan dari yang ada disekitar mereka, demikian pula minum,
dan akitifitas mereka. Semua tergantung dari sosial budaya dan lingkungan yang
ada. Karena manusia memiliki hubungan yang erat dengan lingkungan hidupnya.
METODE PENELITIAN
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang sifatnya korelasional. Dipilihnya metode
survey didasarkan pada alasan bahwa penelitian yang peneliti lakukan berkaitan dengan masalah meliputi jumlah
responden yang cukup banyak. Salah satu
jenis dari penelitian survey adalah penelitian yang sifatnya korelasional
(Latunussa,
Izaak, 2008
:63). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data agar dapat menentukan
besarnya hubungan yang ada di antara variabel-variabel dalam bentuk koefisien
korelasi. Penelitian
dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 1 Sukaratu
Kabupaten Tasikmalaya. Adapun objek
dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang kesehatan
lingkungan, sikap siswa terhadap
kesehatan lingkungan dan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan
sekolah.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VII SMP Negeri 1 Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya dengan jumlah siswa sebanyak
217 orang yang tersebar di 7 kelas.Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proportional random sampling. Dimana
diambil sebanyak 30% dari populasi Oleh karena itu sampel yang diambil dalam
penelitian ini ditetapkan sebanyak 66 orang.
Alat ukur yang digunakan adalah angket
untuk mengukur data yang berkaitan
dengan variabel sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan dan variabel perilaku
siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah.Sedangkan Tes pengetahuan
peserta didik tentang kesehatan lingkungan. Instrumen ini dimaksudkan untuk mengukur
pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu, dan sampai sejauh mana
kemampuan peserta didik tentang pengetahuan kesehatan lingkungan yang peserta
didik dapat. Uji coba instrumen dilakukan untuk
mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen. Uji validitas dalam penelitian ini
menggunakan rumus Korelasi Product
Moment., reliabitas dihitung
dengan formula dari Alfpha Cronbch. Uji coba instrumen dilaksanakan pada
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukaratu
Kabupaten Tasikmalaya dengan jumlah
responden sebanyak 30 orang di luar sampel masih
dalam populasi.
Uji instrumen dalam penelitian ini mengukur item-item tes dari pengetahuan
tentang kesehatan lingkungan sebanyak
50 item, sikap siswa terhadap kesehatan
lingkungan sebanyak 30 item, dan perilaku
siswa dalam memeliharaan kesehatan lingkungan lingkungan sebanyak 40 item. Untuk mengetahui
validitasnya dengan membandingkan hasil rhitung
dengan rtabel product moment. Bila rhitung lebih besar dari rtabel, maka pertanyaan
tersebut valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur. Bila rhitung lebih kecil dari r tabel, maka pertanyaan
tersebut harus diganti, diperbaiki atau dihilangkan.
Dari hasil uji diketahui bahwa hasil pengujian dari 50 item pertanyaan dari
pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
yang valid sebanyak 41 item (digunakan) karena memenuhi
nilai rhitung > r tabel
sedangkan jumlah item yang
tidak valid ada 9 item. Dari hasil
uji diketahui bahwa hasil pengujian dari 30 item pernyataan sikap siswa
terhadap kesehatan lingkungan yang valid sebanyak 28 item (digunakan) karena memenuhi
nilai rhitung > r tabel
sedangkan jumlah item yang
tidak valid ada 2 item. Dari hasil uji
validitas diketahui bahwa hasil pengujian dari 40 item pernyataan perilaku
siswa dalam memeliharaan kesehatan lingkungan lingkungan yang valid
sebanyak 33 item (digunakan) karena memenuhi nilai rhitung > r tabel
sedangkan jumlah item yang
tidak valid ada 7 item
Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis
deskriptif dan analisis korelasi. Analisis deskriptif dilakukan dengan
menyajikan data penelitian yang berupa deskripsi data tentang pengetahuan tentang
kesehatan lingkungan , sikap siswa terhadap
kesehatan lingkungan, dan perilaku siswa dalam
memeliharaan kesehatan lingkungan lingkungan. Beberapa syarat
yang harus dalam melakukan teknik analisis korelasi yaitu persyaratan pertama
data berdistribusi normal dan hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat bersifat linier. Uji normalitas data pada setiap variabel penelitian
menggunakan uji pengujian Kolmogorov-Smirnov. Persyaratan
kedua dalam pengujian persyaratan analisis adalah uji linieritas regresi.Uji Linieritas digunakan untuk menguji apakah ketiga varian memiliki
hubungan atau tidak. maka berikut ini akan disajikan hasil uji
linieritas regresi dari variabel-variabel tersebut masing-masing digunakan tenik pengujian dengan
prosedur polinominal ANOVA satu jalur. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis korelasi, regresi sederhana dan berganda. Semua
perhitungan menggunakan bantuan SPSS 16.0.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi data hasil penelitian
menunjukan variabel pengetahuan tentang kesehatan lingkungan termasuk kategori cukup, variabel sikap siswa
terhadap kesehatan lingkungan termasuk kategori cukup, dan variabel perilaku siswa dalam
memeliharaan kesehatan lingkungan lingkungan termasuk kategori cukup. Pendapat
yang dikemukakan oleh Sujianto, Agus Eko (2009: 83) pedoman pengambilan keputusan
normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dalam
SPSS 16.0 adalah : Nilai Sig
atau signifikasi atau nilai probabilitas < 0,05 distribusi data adalah tidak
normal. ilai Sig atau signifikasi
atau nilai probabilitas > 0,05 distribusi data adalah normal.
Pengujian
normalitas data hasil perhitungan diperoleh : Untuk data dari variabel
pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
(X1) didapat harga Asymp.
Sig. sebesar 0,98 pada taraf signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig. lebih besar dari harga
probabilitas yang digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa populasi sampel berdistribusi normal.
Untuk
data dari variabel sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan (X2)
didapat Asymp. Sig. sebesar 0,96 pada
taraf signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig.
lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa populasi sampel
berdistribusi normal. Untuk data dari
variabel perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah (Y)
didapat harga Asymp. Sig. sebesar
0,99 pada taraf signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa populasi
sampel berdistribusi normal. Uji linieritas regresi variabel pengetahuan tentang
kesehatan lingkungan (X1)
dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah (Y). Hasil
perhitungan didapat harga Asymp. Sig. dengan db (64) pada taraf
signifikan 5% adalah 0,00. Ternyata Asymp.
Sig. lebih kecil dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi linier. Uji linieritas
regresi variabel sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan (X2)
dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah (Y). Hasil
perhitungan didapat harga Asymp. Sig. dengan db (64) pada taraf
signifikan 5% adalah 0,00. Ternyata Asymp.
Sig. lebih kecil dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi linier. Uji linieritas
regresi variabel pengetahuan tentang kesehatan lingkungan (X1) dan sikap siswa terhadap
kesehatan lingkungan (X2) dengan perilaku siswa dalam memelihara
kesehatan lingkungan sekolah (Y). Hasil perhitungan didapat harga Asymp. Sig. dengan db (63) pada taraf signifikan 5% adalah 0,00.
Ternyata Asymp. Sig. lebih kecil dari
harga probabilitas yang digunakan, maka regresi
linier.
Pengujian hipotesis pertama dalam
penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan
lingkungan () dengan perilaku siswa dalam memelihara
kesehatan lingkungan sekolah (Y). Pengujian
hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya
dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu
Y= a + bx. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi dan linieritas
sederhana antara pengetahuan
tentang kesehatan lingkungan (
dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah (Y) menghasilkan konstanta a sebesar
106,02 dan arah regresi b sebesar 0,67. Hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan lingkungan () dengan perilaku siswa dalam memelihara
kesehatan lingkungan sekolah (Y)
dapat disajikan dalam bentuk persamaan regresi sebagai berikut Y = 106,02 + 0,67 X1. Setelah diperoleh
persamaan regresi kemudian dilakukan uji keberartian regresi, hasil perhitungan
uji keberartian menunjukkan bahwa F hitung
sebesar 77,05 dengan taraf nyata
α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa regresi Y = 106,02 + 0,67 X1
adalah berarti (signifikan ). Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,739 yang yang termasuk kategori keeratan
kuat, berarti ada hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan
lingkungan () dengan perilaku siswa dalam memelihara
kesehatan lingkungan sekolah (Y).
Untuk koefisien determinasi R2
= 0,456 ini berarti ada hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan
lingkungan () dengan perilaku siswa dalam memelihara
kesehatan lingkungan sekolah (Y) sebesar 45,6%. Atau
dengan kata lain sebesar 54,4%. perilaku perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah dapat
dijelaskan oleh faktor pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.
Pengujian hipotesis kedua dalam
penelitian ini adalah terdapat hubungan antara sikap siswa terhadap
kesehatan lingkungan () dengan perilaku siswa dalam memelihara
kesehatan lingkungan sekolah (Y). Pengujian hipotesis
menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya dinyatakan dalam
bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + bx. Berdasarkan hasil perhitungan
analisis regresi dan linieritas sederhana antara sikap siswa terhadap
kesehatan lingkungan () dengan perilaku siswa dalam memelihara
kesehatan lingkungan sekolah (Y) menghasilkan koefisien konstanta a sebesar 47,92 dan koefisien regresi b sebesar
0,77. Bentuk persamaan regresi hubungan antara sikap siswa terhadap
kesehatan lingkungan () dengan perilaku siswa dalam memelihara
kesehatan lingkungan sekolah (Y) dapat dinyatakan dengan persamaan Y = 47,02 +
0,77 .
Besarnya koefisien korelasi yaitu sebesar 0,744 yang termasuk kategori keeratan
kuat berarti ada hubungan antara sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan () dengan perilaku siswa dalam memelihara
kesehatan lingkungan sekolah (Y). Sedangkan besarnya
koefisien determinasi R2=
0,554. Ini berarti bahwa 55,4% dari varians perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan
sekolah (Y) dapat dijelaskan oleh sikap siswa terhadap kesehatan
lingkungan (),
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini
menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan lingkungan () dan sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan () dengan perilaku siswa dalam memelihara
kesehatan lingkungan sekolah (Y). Analisis regresi linier berganda terhadap
data penelitian dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 yang menghasilkan koefisien arah regresi b1 sebesar 0,48 dan
koefisien regresi b 2
sebesar 1,32 konstanta a sebesar 7,16. Sehingga hubungan ini dapat dinyatakan
dalam persamaan Y = 7,16 + 0,48 +
1,32 koefisien
korelasi sebesar 0,745 yang
termasuk kategori keeratan kuat, berarti ada hubungan antara pengetahuan
tentang kesehatan lingkungan dan siswa terhadap
kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan
lingkungan sekolah. Besarnya koefisien determinasinya (R2) = 0,555
yang berarti 55,5% variansi perilaku siswa dalam memelihara kesehatan
lingkungan sekolah (Y) dapat dijelaskan oleh pengetahuan tentang kesehatan dan
sikap siswa terhadap kesehatan
lingkungan melalui persamaan
regresi berganda Y = 7,16 + 0,48 +
1,32 Untuk
mengetahui keberartian regresi, persamaan regresi selanjutnya diuji menggunakan
Uji F. Hasil perhitungannya nampak nilai
F = 39,36 dengan signifikasi 0,000 lebih
kecil dari 0,05 sehingga bisa disimpulkan bahwa regresi yang diperoleh linier.
Dari
hasil analisis memberikan gambaran akan pentingnya pengetahuan tentang
kesehatan lingkungan dalam pemahaman
nilai-nilai kesehatan di lingkungan sekolah yang diwujudkan dalam bentuk
kepedulian melakukan penataan, memperhatikan sarana prasarana yang ada di
lingkungan sekolah, kebersihan pemeliharaan lingkungan Karena manusia termasuk
peserta didik adalah khalifah dimuka bumi, maka mengolah, memanfaatkan, dan
melestarikan alam akan dimintai pertanggungjawaban oleh generasi selanjutnya
terlebih oleh Tuhan kelak di akhirat nanti.
Hasil
pemeliharaan kesehatan di lingkungan sekolah sangat menunjang akan kesehatan
peserta didiknya, karena lantai yang bersih, penunjang sanitasi dan keteraturan
pemeliharaan kamar mandi dapat menghindari akan berjangkitnya berbagai
penyakit, sehingga keberadaan sekolah yang bersih terpelihara menunjukkan
penerapan tanggung jawab dan penerapan
prinsip utama menjaga kebersihan lingkungan yang ditanamkan dengan prinsip atur
diri sendiri dalam pemeliharaan kesehatan di
lingkungan sekolah.
SIMPULAN DAN SARAN
Ada hubungan
antara pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
dengan perilaku
siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah. Hal ini dibuktikan dengan
perolehan nilai r sebesar 0,739 yang termasuk kategori keeratan kuat dan
memberikan kontribusi sebesar 54,6%. Semakin baik pengetahuan
tentang kesehatan lingkungan maka akan semakin baik perilaku siswa dalam memelihara
kesehatan lingkungan sekolah. Ada hubungan
antara sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa dalam
memelihara kesehatan lingkungan sekolah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan
nilai r sebesar 0,744 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan
kontribusi sebesar 55,4%. Semakin baik sikap
siswa terhadap kesehatan lingkungan maka akan
semakin baik perilaku siswa dalam memelihara kesehatan
lingkungan sekolah. Ada hubungan antara pengetahuan
tentang kesehatan lingkungan dan sikap
siswa terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara
kesehatan lingkungan sekolah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai r
sebesar 0,745 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan
kontribusi sebesar 55,5%. Semakin baik pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dan semakin
baik sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan maka akan semakin baik perilaku siswa dalam memelihara
kesehatan lingkungan sekolah.
Dalam
upaya meningkatkan perilaku para siswa untuk memelihara kesehatan di lingkungan
sekolah akan lebih baik dilakukan kerja sama yang lebih efektif lagi diantara
semua unsur terkait yang berupa kegiatan-kegiatan bersama yang bisa memotivasi
para siswa dalam memelihara kesehatan di lingkungan sekolah. Mengingat betapa
pentingnya perilaku pemeliharaan kesehatan lingkungan, khususnya lingkungan
sekolah maka pelaksanaan pemdididkan bukan hanya berupa pengetahuan saja tetapi
harus diimbangi dengan sikap terhadap kesehatan lingkungan dan perilakunya
dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Djoyomartono, Mulyono (2004) Antropologi Kesehatan. Semarang: UNNES
Press.
Indan (2000) Metode dan Teknik Analisa, Komponen Udara. Materi Kusus: AMDAL
B, BPG yang baru, Denpasar – Bali.
Irianto,
Kus dan Waluyo, Kuno ( 2010) Gizi & Pola Hidup Sehat,Bandung:
Yrama Widya.
Latunussa, Izaak (2008) Penelitian Pendidikan Suatu Pengantar.
Jakarta: Depdikbud.
Notoatmodjo, Soekidjo (2005) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Purwanto, Ngalim (2003) Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.
Jakarta: Salemba Empat.
Rustaman,
Nuryani ( 2010) “Penilaian Taksonomi Bloom Revisi”. Makalah
Seminar Peningkatan Profesionalitas Guru dan Dosen. Tasikmalaya,29 Mei 2010.
Soemirat (2002) Dasar-Dasar Public Relations, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sujianto
, Agus Eko (2009) Aplikasi Statistik dengan SPSS 16 , Jakarta: Prestasi Pustaka.